www.cirebonkangenwater.com

cara hidup agar tidak jatuh sakit hiromi shinya

Dr. Hiromi Shinya, M.D.

Cara Ampuh Mengembalikan Kondisi Tubuh Menjadi Muda dan Segar

Yang Terluput dari Banyak Metode Antipenuaan

Kita melihat kulit yang cantik, kencang dan tampak belia sebagai “kulit yang segar dan lembap”, dan merasakan makanan segar sebagai makanan yang “juicy” atau “berair”. Hal ini menjelaskan bahwa sel yang sehat dan muda itu mengandung banyak air.
Konon sekitar 60-70% dari tubuh manusia berupa kandungan air. Biasanya, semakin muda seseorang, semakin tinggi pula tingkat kandungan air dalam sel, dan seiring meningkatnya usia, semakin berkurang pula kandungan air di dalam sel.   Waktu bayi, kandungan air dalam tubuh manusia yaitu sekitar 70-80% dari berat tubuhnya, kemudian pada usia dewasa berkurang menjdai 70-80%, dan pada usia lanjut berkurag hingga menjadi 50-60%. Hal ini menunjukkan keterkaitan erat antara penuaan dan jumlah kandungan air dalam sel.   Kandungan air pada kulit bayi sangat tinggi, yaitu 88%. Kandungan air pada hipodermis kulit orang berusia 20 tahun yang terlihat cantik adalah sekitar 68%, pantas saja kalau kulit bayi memiliki tingkat kandungan air yang sangat tinggi. Tingkat kandungan air pada kulit terus berkurang seiring usia, dan setelah usia 60 tahun, dikatakan menjadi hingga di bawah 40%.   Untuk memperoleh tubuh yang sehat dan awet muda, caranya bukanlah dengan menginjeksi sesuatu secara artifisial, melainkan menata lingkungan dalam tubuh agar dapat mengerahkan kemampuan yang sejak awal dimilikinya, seperti homeostasis (kemampuan menjaga keadaan dalam tubuh agar tetap konstan), daya pulih, dan daya tahan tubuh. Dan caranya, wajib dilakukan dengan memperbaiki kegiatan-kegiatan alami manusia, yaitu dari makanan, air, ekskresi atau pembuangan, tidur, pernapasan, olahraga dan hati (kejiwaan)-nya.   Ada sesuatu yang sangat penting yang terluput oleh banyak metode antipenuaan. Yaitu sesuatu yang paling mendasar: “asupan air” yang cukup.   Sebanyak apapun zat pengikat kadar air atau pun hormon yang meningkatkan daya simpan air diberikan, kalau kadar air yang mutlak diperlukan tidak mencukupi, mustahil untuk mengharapkan penyimpanan kadar air yang cukup.  

Pertama-tama, ingatlah untuk memberikan asupan air yang cukup bagi tubuh. Tanpa itu, percuma saja meningkatkan daya pengikat kadar air pada kulit.

Mengapa Tanda Awal Penuaan Itu Muncul pada Kulit?

“Air” terdapat di mana-mana pada tubuh kita. Bahkan kuku yang sering dianggap bagian yang kering pun, sebetulnya mengandung air sekitar 15%-nya.   Bagi enzim, air mutlak diperlukan dan sama pentingnya dengan “koenzim”. Tanpa air, enzim tidak dapat bekerja. Untuk menarik keluar kekuatan enzim agar bekerja dengan baik, diperlukan jumlah air yang cukup. Selain itu, asupan air yang cukup juga menata aliran pada organ pencernaan dan melancarkan pembuangan toksin, sehingga air menata keseimbangan bakteri dalam usus dan membantu pembentukan enzim.   Air juga berperan penting bagi sistem kekebalan. Contohnya, jika trakea (saluran pernapasan) tidak cukup lembap, sel-sel imunosit (sel kekebalan) menjadi tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga kemampuan melawan kuman dan virus akan menurun. Akibatnya, orang tersebut menjadi mudah masuk angina, batuk-batuk, juga mudah terkena bronkitis dan pneumonia. Contoh lain, kulit yang senantiasa terpapar udara luar pun, jika tidak cukup kelembapannya, akan menurun daya tahannya terhadap berbagai kuman dan bakteri, akibatnya mudah terkena masalah kulit seperti dermatitis, dan lain-lain. Kulit yang mudah bermasalah terhadap rangsangan sepele, atau yang disebut sebagai “kulit sensitif” merupakan kulit dengan lapisan tanduk di permukaan kulit yang telah mengalami penurunan kandungan air.   Saat terjadi kekurangan air di dalam tubuh, ada bagian-bagian yang diutamakan untuk mendapatkan air. Prioritas utama adalah otak, lalu paru-paru, lalu hati dan ginjal yang merupakan organ sistem endokrin atau sekresi, kemudian yang mendapat giliran agak belakangan yaitu otot dan tulang. Selanjutnya yang paling akhir adalah kulit. Inilah sebabnya tanda-tanda penuaan yang paling awal muncul pada kulit.   Otak merupakan kumpulan sel saraf, dan jaringan otak memiliki kandungan air sebanyak 85%. Alasan otak mengandung begitu banyak air yaitu karena air digunakan sebagai media penghantar informasi. Di dalam sel saraf terdapat saluran air yang halus. Neurotransmiter (zat penghantar rangsangan saraf) yang diproduksi pada otak menyampaikan perintah dari otak ke saraf tepi di seluruh tubuh dengan menggunakan saluran air tersebut.  

Jika Tidak Minum Air Putih, Berisiko Terkena Kanker

Konon, jumlah kadar air yang dibutuhkan orang dewasa dengan besar tubuh rata-rata yaitu sekitar 1,5-2 liter per hari. Ini berarti jika Anda hanya minum 1 liter air dalam sehari, tubuh akan kekurangan air sebanyak 30-50%. Saat terjadi kekurangan air 30%, tidak berarti semua organ dan sel dalam tubuh menerima jumlah air yang berkurang 30% secara merata. Tubuh membagi-bagikan air dengan mengutamakan bagian-bagian yang vital bagi kelangsungan hidup. Oleh karena itu, kekurangan air 30% itu artinya 30% sel-sel pada peringkat terbawah dalam tingkatan pentingnya bagi kelangsungan hidup tidak akan mendapatkan pasokan air.   Pada sel yang tidak dapat membuang toksin dan enzimnya tidak dapat bekerja dengan baik, gen dapat mengalami kelainan dan bahkan berisiko berubah menjadi sel kanker. Barangkali ada di antara pembaca yang tidak percaya kalau kekurangan konsumsi air dapat meyebabkan terjadinya kanker. Namun, ini adalah kenyataan yang sesungguhnya.   Dulu, pernah ada seorang pria Jepang berusia 23 tahun datang dari Chicago ke klinik saya di New York untuk berkonsul tasi. Dia menderita kanker pada bagian di antara esofagus dan lambung dan merasa tersiksa akibat disfagia (sukar menelan). Karena, dari pengalaman, saya mencurigai adanya kekurangan air, saya lantas bertanya, “Seberapa banyak Anda minum air dalam sehari?” Pria itu menjawab, “Saya selalu minum lebih banyak daripada orang lain.” Namun, kulit pria itu kasar dan kering, peredaran darahnya buruk, dan dari pemeriksaan endoskop, saya mendapat kesan adanya kekurangan kandungan air pada sel.   Lalu saya bertanya lebih jauh tentang apa saja yang diminumnya dan seberapa banyak kuantitasnya. Jawabannya sungguh mengagetkan, ternyata dia tidak minum “air putih” setetes pun. Yang diminumnya minuman soda dalam botol, itu pun minuman kola yang banyak mengandung kafein yang bersifat merampas kadar air dari tubuh. Dia minum 7-8 botol minuman jenis itu setiap harinya.   Asupan “air putih” dan asupan “cairan” perlu dipikirkan secara terpisah, sebagai 2 hal yang berbeda. Dan yang diperlukan tubuh bukan asupan “cairan” melainkan asupan “air putih”.   Saya dapat mengetahui pentingnya mengonsumsi air putih yang cukup karena telah menyelidiki hubungan riwayat makan dengan penyakit pasien. Kebanyakan orang yang terkena kanker tidak mengonsumsi cukup air putih. Setelah operasi kanker, guna mencegah kanker muncul kembali, saya memberikan pengarahan agar pasien melaksanakan “Tujuh Kunci Hidup Sehat”, dan di antaranya, saya menekankan untuk memperbanyak minum air putih.   Bagi orang sehat, cukup minum air putih 1,5-2 liter setiap hari, namun bagi pasien kanker, asal tidak ada masalah ginjal, saya menganjurkan minum air putih 2-3 liter per hari. Berkat pengarahan pascaoperasi inilah, tingkat kemunculan kembali kanker pada pasien-pasien saya rendah.  

Asupan “air putih” dan asupan “cairan” perlu dipikirkan secara terpisah, sebagai 2 hal yang berbeda. Dan yang diperlukan tubuh bukan asupan “cairan” melainkan asupan “air putih”.